Selasa, 29 November 2011

WARUNG MAKAN MBAK TUM

   Pekerjaan di Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah selesai jam setengah lima, setelah itu saya serombongan (Mbak Dwi, Pak Koco, Pak Sugiman, meluncur ke Semarang tepatnya di Rumah Sakit Kariadi untuk besuk Bu In guru SMA I Blora yang habis operasi batu ginjal.Setelah itu kami pulang tapi sebelum keluar dari Semarang tepatnya di depan mall Ada Pedurungan dekat Rumah Sakit Jiwa kami mampir di Warung Makan Mbak Tum. Menunya komplit, ada koyor ada gudeg ada pete..................... wah sedap.
                                                  menu yang kupesan koyor dan pete

                                                           Penjualnya Lia dan Riski

                                           Mbak Dwi, Pak Sagiman dan Pak Koco kemecer

                                                        Yang banyak lo kelaparan nih

Minggu, 27 November 2011

MATAHARI TAK ELOK LAGI

Matahari itu menyinari kepalaku. Hanya sedikit, karena dua pertiganya tertutup mendung. Walaupun begitu aku tahu wajahku memerah, bukan karena marah. Aku merasakan kelelalan yang luar biasa. Setelah perjalanan jauh, Blora -Randublatung- Jogja, dan kembali lagi ke Blora dengan rute yang sama. Di hari lain atau oleh orang lain mungkin ini tidak jauh. Tapi saat ini aku cukup lelah. Aku tak tahu apa yang membuatku lelah? Atau usiaku yang semangkin menua. Atau jiwaku yang lelah. Terlalu banyak angan-angan, cita-cita, yang hanya di awang-awang. Apa yang kubayangken tentang negeri multipartai ini semangkin membuatku kecewa. Indonesia........... oh Indonesia.Mungkin kemenangan dalam SEA Games saja yang bisa kubanggakan. Dari presiden sampai kelompok tani banyak membuatku kecewa. Belum lagi kekecewaan terhadap diriku sendiri. Aku merasa tidak punya ketegasan. Aku merasa lemah, bodoh.

Matahari tak menyinariku lagi aku merasa harus tidur untuk sementara, sampai semangatku pulih. Atau aku harus mati dulu dan nanti lahir kembali dengan semangat baru. Mengubah wajah negeri, mengubah rona dunia.
Ah. Matahari tak elok lagi.